
Dengan adanya FGD ini, diharapkan dapat membangun kesepakatan dan konsensus di antara para pemangku kepentingan tentang NSPK pelayanan kesehatan primer yang efektif dan efisien.
FGD ini bertujuan untuk menyusun rekomendasi NSPK yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan primer di Kabupaten Minahasa Utara
Dengan demikian, FGD ini dapat menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan primer di Kabupaten Minahasa Utara dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Maksud dan tujuan dari FGD ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan primer, membangun kesepakatan dan konsensus, mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan primer.

Perwakilan kementrian kesehatan direktorat layanan kesehatan primer, Ibu Neli Mustika Sari, SKM-MKM. Dalam sambutannya mengatakan, Suatu kehormatan bagi kita semua untuk dapat berkumpul disini dalam kondisi yang sehat. Dengan kesehatan, kita dapat berpikir lebih tajam dan merumuskan strategi yang lebih baik untuk layanan kesehatan. Hari ini, kami akan mengumpulkan data yang berguna untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, khususnya untuk daerah-daerah yang membutuhkan perhatian lebih seperti pemindahan asal utara. Masukan dari para peserta diskusi sangat penting dan berharga.

“Kita menyadari bahwa Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam akses pelayanan kesehatan, terutama di daerah terpencil, pulau-pulau kecil, dan kawasan hutan. Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah:
– Terbatasnya infrastruktur.
– Distribusi sumber daya manusia yang tidak merata. Oleh karena itu, diperlukan strategi pelayanan kesehatan yang tepat agar semua lapisan masyarakat mendapatkan akses yang sama terhadap layanan kesehatan. Dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal, undang-undang nomor 17 tahun 2003 diturunkan menjadi panggilan pemerintah nomor 28 tahun 2024. Dalam hal ini, harus ada modifikasi dalam pelayanan kesehatan yang menyesuaikan dengan kondisi geografi dan budaya masyarakat setempat.l,” kata Neli Mustika.

Kami juga memohon agar daerah-daerah dengan kebutuhan khusus tetap diperhatikan, sehingga tidak ada satu pun wilayah yang terabaikan dalam hal pelayanan kesehatan. Pengembangan regulasi baru, berbasis bukti, adalah langkah penting dalam memperbaiki sistem layanan kesehatan. Di bawah dukungan WHO, kami sedang menyusun rancangan NSPK untuk wilayah perbatasan dan pedalaman, termasuk komunitas adat terkecil.
“Koordinasi antara pemerintah daerah dengan pusat harus ditingkatkan untuk memastikan keberlangsungan program-program kesehatan. Kami berharap diskusi hari ini dapat memberi kita wawasan baru tentang keberlanjutan pelayanan kesehatan. Mari kita saling berbagi informasi dan pengalaman dari berbagai daerah, sehingga kita dapat mengambil pelajaran positif dan menerapkannya di tempat lain. Semoga kerjasama ini dapat memperkaya regulasi yang ada dan menjadikan layanan kesehatan semakin efektif. Terima kasih atas perhatian dan partisipasinya. Mari kita ambil langkah positif untuk kesehatan masyarakat Indonesia,” ujar Neli Mustika.
Sementara itu Assisten tiga Pemkab minut, Jossy Kawengian dalam sambutanya mengatakan, Selamat datang kepada semua peserta dalam acara GD hari ini. Seperti yang telah disampaikan oleh Ibu Neli, karakteristik kita di Kabupaten Minahasa utara memang memiliki tantangan tersendiri. Di pulau-pulau kita, terdapat beberapa pelayanan kesehatan yang sangat crucial, seperti Puskesmas di Tinongko dan Kahuku. Puskesmas Kahuku bahkan telah mendapatkan penghargaan dari Balitbang tahun lalu. Sementara itu, Tinongko adalah bagian dari pulau Mantehage pulau terluar di wilayah utara kita.
“Pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat pulau-pulau kita sangat diperlukan, mengingat banyaknya penduduk yang tinggal di area tersebut. Kami menyadari betapa sulitnya akses ke fasilitas kesehatan, terutama bagi mereka yang berada di daerah terpencil. Dalam konteks acara hari ini, kami ingin menciptakan NSDK terkait pelayanan kesehatan dasar. Hal ini akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat kita. Kami juga berkomitmen untuk memperhatikan masalah kesehatan masyarakat, mulai dari penganggaran hingga tenaga kesehatan,” tutur Jossy.
Lanjutnya, “Saat ini, kami masih mengalami masalah terkait kurangnya tenaga medis di wilayah kepulauan. Dalam ujian T3K yang telah dilaksanakan, sayangnya banyak yang tidak lulus, yang berdampak pada ketersediaan personil di fasilitas kesehatan kami. Kami berharap adanya solusi untuk meningkatkan penanganan kesehatan primer, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah kepulauan. Penanganan yang lebih serius dan fokus diperlukan agar setiap individu dapat memperoleh layanan kesehatan yang layak,” kata Jossy.

Demikianlah beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Mari kita bersyukur atas kesempatan ini dan fokus dalam diskusi untuk menyusun rekomendasi norma standar prosedur serta kriteria terkait dengan pelayanan kesehatan yang bersih dan prima.
Acara dilanjutkan dengan Materi yang disampaikan oleh:
1. Dr.Rian Rachmat Nugraha, MPh.
2. Bpk .A. Izul Jihad. STR. Sos.
3. Lambang Wahyu Nugroho.S.MAT
Dengan adanya FGD ini, Pemkab Minahasa Utara menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan primer dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Semoga upaya ini dapat membawa dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Minahasa Utara (*/Adv)







